Classic
Warm hug
Keeps the moment sweet
I will let you go
I am the photographer
Proses Pabrik Carbon Black
Kegiatan produksi dimulai dengan tahap penyiapan bahan baku, yaitu pengaliran bahan utama yaitu decant oil dari umpan stock storage tank (F-111) ke day tank (F-113) dengan menggunakan pompa (L-115). Dari day tank dengan menggunakan supply pumps (L-116) bahan baku dialirkan ke reaktor. Sedangkan bahan baku kedua yang berupa gas alam disuplai dari pipa gas Pertamina EP. Bahan baku kedua ini sebagai bahan bakar dari reaktor.
Sebelum memasuki reaktor, decant oil dan udara memerlukan pemanasan awal terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan yield dari carbon black yang dihasilkan. Dalam proses ini, suhu untuk keluaran preheater decant oil (E-117) sebesar 250 oC. Udara yang telah disaring dengan alat filter udara (H-112) juga dikontakkan dengan aliran produk yang keluar dari reaktor sebagai pemanasna awal melalui preheater 2 (E-118).
Setelah dilakukan pemanasan awal, untuk memasuki reaktor perlu penginjeksian umpan dengan menggunakan peralatan atomized. Temperatur di dalam zona pembakaran pada reaktor dengan proses pirolisis ini sebesar 1600 oC. Setelah mengalami proses perengkahan, air primer sebagai pemadam (quenching) dibutuhkan untuk mendinginkan gas menjadi 800 oC dengan tipe direct contact. Kemudian, produk melalui quench tower (P-121) untuk diturunkan suhunya hingga 200oC.
Selanjutnya aliran gas yang mengandung carbon black yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan baku dengan udara dalam reaktor dialirkan lagi ke main bag filter (H-122) untuk memisahkan udara/gas dari produk, yang bertujuan untuk menghindari terbuangnya carbon black ke lingkungan. Tail gas yang keluar dari main bag filter dialirkan menuju incinerator (Q-125) untuk mengurangi volume sisa pembakaran dari reaktor dan mengurangi hazardous material sebelum dibuang ke lingkungan. Sedangkan carbon black yang masih belum seragam dihancurkan dengan alat mikropulverizer (C-120) dengan terlebih dahulu ditampung pada tangki penampung bin 1 (F-123). Carbon black yang sudah halus keluar menuju Cyclone (H-128) melalui pneumatic conveyor. Dari cyclone terdapat dua aliran keluar, yang pertama menuju ke bag filter (H-129) untuk memisahkan produk carbon black dengan impurities nya sedangkan aliran yang kedua menuju ke bin 2 (F-131).
Carbon black yang ada pada proses ini memiliki bulk densitas yang rendah yaitu 35 g/l. Kemudian, untuk memudahkan proses handling maka dilakukanlah pengompakan. Pengompakan ini dilakukan dengan pelletization atau pembentukan butiran. Pada unit pelletizer (S-130), carbon black yang ringan dibentuk menjadi pellet dengan menambahkan air dan pellletizing agent sebagai bahan pengikat. Tipe pelletizing yang digunakan adalah wet process. Hal ini juga dimaksudkan untuk menaikkan bulk density dari partikel menjadi 10 kali lipatnya yaitu 350 g/l.
Carbon black yang keluar dari alat wet pelletizer masih mengandung 33 % berat air, sehingga dalam hal ini membutuhkan proses pengeringan, oleh karena itu carbon black selanjutnya menuju ke rotary dryer (B-132). Metode yang digunakan adalah pemanasan langsung (direct heating) dengan pemanasan udara yang dipanaskan melalui heat exchanger (E-133), dimana panas dipertukarkan dari tail gas keluar incinerator (Q-125). Temperatur udara kering yang masuk diatur pada suhu 250 oC. Karena produk carbon black berkontak langsung dengan udara pemanas, maka terdapat kemungkinan carbon black terikut bersama udara kering tersebut, sehingga diperlukan bag filter (H-134) untuk menangkap carbon black kembali. Butiran yang sudah kering dialirkan oleh bucket elevator (J-135) untuk disaring dengan menggunakan screener (H-136). Produk atas Screener kemudian dikembalikan ke mikropulverizer (C-120) untuk diperkecil ukurannya (recycle) sedangkan produk bawah (material carbon black) yang keluar dari screener ditampung ke dalam Silo (F-13).
Proses Flow Diagram :
Sebelum memasuki reaktor, decant oil dan udara memerlukan pemanasan awal terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan yield dari carbon black yang dihasilkan. Dalam proses ini, suhu untuk keluaran preheater decant oil (E-117) sebesar 250 oC. Udara yang telah disaring dengan alat filter udara (H-112) juga dikontakkan dengan aliran produk yang keluar dari reaktor sebagai pemanasna awal melalui preheater 2 (E-118).
Setelah dilakukan pemanasan awal, untuk memasuki reaktor perlu penginjeksian umpan dengan menggunakan peralatan atomized. Temperatur di dalam zona pembakaran pada reaktor dengan proses pirolisis ini sebesar 1600 oC. Setelah mengalami proses perengkahan, air primer sebagai pemadam (quenching) dibutuhkan untuk mendinginkan gas menjadi 800 oC dengan tipe direct contact. Kemudian, produk melalui quench tower (P-121) untuk diturunkan suhunya hingga 200oC.
Selanjutnya aliran gas yang mengandung carbon black yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan baku dengan udara dalam reaktor dialirkan lagi ke main bag filter (H-122) untuk memisahkan udara/gas dari produk, yang bertujuan untuk menghindari terbuangnya carbon black ke lingkungan. Tail gas yang keluar dari main bag filter dialirkan menuju incinerator (Q-125) untuk mengurangi volume sisa pembakaran dari reaktor dan mengurangi hazardous material sebelum dibuang ke lingkungan. Sedangkan carbon black yang masih belum seragam dihancurkan dengan alat mikropulverizer (C-120) dengan terlebih dahulu ditampung pada tangki penampung bin 1 (F-123). Carbon black yang sudah halus keluar menuju Cyclone (H-128) melalui pneumatic conveyor. Dari cyclone terdapat dua aliran keluar, yang pertama menuju ke bag filter (H-129) untuk memisahkan produk carbon black dengan impurities nya sedangkan aliran yang kedua menuju ke bin 2 (F-131).
Carbon black yang ada pada proses ini memiliki bulk densitas yang rendah yaitu 35 g/l. Kemudian, untuk memudahkan proses handling maka dilakukanlah pengompakan. Pengompakan ini dilakukan dengan pelletization atau pembentukan butiran. Pada unit pelletizer (S-130), carbon black yang ringan dibentuk menjadi pellet dengan menambahkan air dan pellletizing agent sebagai bahan pengikat. Tipe pelletizing yang digunakan adalah wet process. Hal ini juga dimaksudkan untuk menaikkan bulk density dari partikel menjadi 10 kali lipatnya yaitu 350 g/l.
Carbon black yang keluar dari alat wet pelletizer masih mengandung 33 % berat air, sehingga dalam hal ini membutuhkan proses pengeringan, oleh karena itu carbon black selanjutnya menuju ke rotary dryer (B-132). Metode yang digunakan adalah pemanasan langsung (direct heating) dengan pemanasan udara yang dipanaskan melalui heat exchanger (E-133), dimana panas dipertukarkan dari tail gas keluar incinerator (Q-125). Temperatur udara kering yang masuk diatur pada suhu 250 oC. Karena produk carbon black berkontak langsung dengan udara pemanas, maka terdapat kemungkinan carbon black terikut bersama udara kering tersebut, sehingga diperlukan bag filter (H-134) untuk menangkap carbon black kembali. Butiran yang sudah kering dialirkan oleh bucket elevator (J-135) untuk disaring dengan menggunakan screener (H-136). Produk atas Screener kemudian dikembalikan ke mikropulverizer (C-120) untuk diperkecil ukurannya (recycle) sedangkan produk bawah (material carbon black) yang keluar dari screener ditampung ke dalam Silo (F-13).
Proses Flow Diagram :
Daftar Pustaka
Leendertse, A.A., dan Veen, J.P.W.van. 2002. Carbon Black Industry. Belanda : Dutch Notes on BAT, April
Perry, R.H., dan Don Green.1984. “Perry Chemical Engineering’s Handbook” . Singapore : Mc. Graw – Hill Book Company
Smith, Walter. R. Carbon Black. Boston : Associate Technical Director Godfrey L.Cabot Inc.
