Emissivity, pancaran energi teknik kimia


Sebuah sejarah singkat yang menggambarkan awal mula berdirinya Emissivity. Sejarah ini diceritakan oleh salah satu pendiri Emissivity yang bernama Elok Mustika Sari (K42).

Saat itu sedang sibuk - sibuknya pengkaderan angkatan 2004. Mbak Nuril (K42) menemui mbak Elok dengan inisiatif untuk membuat sesuatu yang baru, sebuah wadah yang dapat menampung ide kreatif mahasiswa. Pada saat itu memang hanya ada satu ormawa di jurusan Teknik Kimia ITS, yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatekk) sendiri.

Saat itu terpikir di benak keduanya bahwa jika hanya ada satu ormawa di jurusan Teknik Kimia ini akan dapat mengkerdilkan kreativitas mahasiswa yang hanya tertampung beberapa saja. Bukan selektif mungkin yang didapat, karena pasti semua mahasiswa memiliki potensi untuk mengembangkan diri. Namun wadah untuk pengembangan potensi itu sendiri hanya beberapa bidang saja, sedangkan kreativitas mahasiswa yang begitu besar dan sangat berharga butuh wadah yang lebih spesifik dan berenergi.

Jadi, orientasi mbak Nuril (K42) dan mbak Elok (K42) saat itu memfokuskan diri pada bidang jurnalistik, yaitu pers mahasiswa di tingkat jurusan. Pada saat itu juga, sebenarnya mbak Nuril (K42) dan mbak Elok (K42)mendapatkan banyak tawaran untuk masuk ormawa-ormawa yang ada, tetapi bagi mbak Nuril (K42) dan mbak Elok (K42) jabatan apapun yang ditawarkan saat itu tidak serta merta membuat mereka ingin menerima tawaran-tawaran tersebut. Mereka berdua masih merasa ingin mendirikan sebuah organisasi baru yang berbeda di jurusan Teknik Kimia ITS. Oleh sebab itu, kemudian mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah organisasi pers yang bukan sekedar "pers" cetak, tetapi benar-benar pers masa kini yang lebih berbobot dengan daya kemasnya.

Dengan bantuan mas Ali Ridho (K41), mas Punjung Sasmito (K42), mas Shandy (K41), keduanya mengelola organisasi ini. Di awal periode, para pengurus menerbitkan satu majalah sebagai program kerja awal organisasi ini. Selain itu, para pendiri juga harus mengurus masalah status organisasi yang mereka dirikan tersebut. Saat itulah mereka benar-benar diuji; dari masalah biaya, dukungan, maupun ide benar–benar muncul dari diri mereka sendiri.

Hingga pada akhirnya majalah pertama terbentuk, mereka mulai mencari nama untuk majalah ini, nama yang diharapkan dapat memberi makna yang dalam untuk majalah sekaligus organisasi itu sendiri. Setelah melalui pertimbangan, disepakati kata Emissivity yang digunakan untuk label nama majalah tersebut, dengan harapan nama tersebut dapat mewakili misi dan visi organisasi ini yang sepenuhnya di bidang art.

Setelah majalah tercetak, mereka tidak merasa cukup puas karena organisasi yang mereka dirikan ini harus menjadi organisasi pers yang berdiri sendiri, tidak ada embel-embel ‘pers milik siapa’. Hingga akhirnya timbul ide untuk mendirikan sebuah unit pers yang struktur ke-organisasi-annya langsung di bawah jurusan. Dukungan dari para dosen, para alumni, teman-teman di dalam maupun di luar jurusan Teknik Kimia ITS terus mereka galakkan.

Setelah hampir 1 tahun sejak tanggal berdirinya, Emissivity disetujui menjadi unit di bawah jurusan Teknik Kimia ITS yang saat itu diketuai oleh Bapak Mahfud Dea. Selama proses menjadikan Emissivity sebagai sebuah unit, mereka membagi tugas. Mbak Elok yang dibantu alumni Teknik Kimia K-37, mas Hari Sasongko (yang sekarang berstatus sebagai suami mbak Elok) mencari dukungan dan perijinan unit. Sedangkan mbak Nuril dibantu mbak Seli (K42) fokus menerbitkan majalah kedua, serta mas Punjung dan mas Ali sebagai tim yang mengurus kegiatan lainnya. Mereka berjuang sendiri hingga pada tanggal 24 Desember Emissivity resmi berdiri.

Setelah Emissivity resmi dinyatakan berdiri, para pendiri mulai mencari anggota baru untuk mengisi beberapa jabatan kepengurusan yang kosong dan sebagai anggota. Tetapi saat itu juga mereka masih direpotkan oleh masalah kantor, karena mereka membutuhkan tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan mereka. Setelah perjuangan yang agak sulit, mereka berhasil mendapatkan ruangan di dekat plasa Teknik Kimia dengan harapan bisa mendekatkan diri dengan para civitas Teknik Kimia sehingga mudah membagi berita.

Selama berdiri, Emissivity menerima banyak sekali kontra dari ormawa lain dalam jurusan, namun hal tersebut justru menjadi acuan bagi para pendiri Emissivity untuk membuktikan bahwa Emissivity bukan berdiri sebagai saingan, melainkan sebagai wadah yang bertujuan sama, yaitu menginginkan mahasiswa orange lebih kreatif dan inovatif. Hal itu kemudian ditunjukkan dengan persembahan-persembahan yang ditampilkan Emissivity di setiap event jurusan Teknik Kimia maupun di lingkungan ITS. Walaupun terkadang terkesan dadakan, namun mereka yakin hal itulah yang dapat menjadi bentuk promo Emissivity dalam usaha untuk membangun kepercayaan dari semua kalangan.

Satu hal yang menarik dari sejarah berdirinya Emissivity, yaitu perjuangan tanpa batas itu sendiri. Bahkan selama masa kepemimpinan awal, para pengurus tidak pernah meminta sumbangan dari siapapun, termasuk dari alumni maupun jurusan. Yang mereka perjuangkan dari keduanya hanyalah sebuah dukungan, bukan materi. Mereka menjual apa yang bisa mereka jual dari produk-produk Emissivity yang mereka kembangkan, terutama majalah. Bahkan hanya dengan itu, mereka mampu menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada akhir kepengurusan sebesar 4-6 jutaan. Sungguh luar biasa !

Semangat para pendiri pun tak pernah hilang hingga sekarang, di saat Emissivity telah memasuki usia keenamnya. Mereka bangga menjadi pendiri organisasi pers yang notabene masih langka di lingkungan ITS, serta memaksimalkan daya yang mereka punya untuk merintis organisasi pers ini di jurusan Teknik Kimia ITS.

Mereka berharap Emissivity akan tetap bercahaya, tidak ter-frame dengan kata-kata ‘pers’ saja, hingga akhirnya malah mengkerdilkan ide - ide yang baru. Emissivity merupakan sebuah media, yaitu media penyalur segalanya.

Thank to: Mbak Elok Mustika Sari sebagai Narasumber, dan Anggeini fajar sebagai Editor.

No Response to "Emissivity, pancaran energi teknik kimia"

Posting Komentar