Waktupun Menjawab


Pernah kesal dengan seseorang? 
Pengen merasakan ingin memukul seseorang ? 
Mencaci maki bahkan ingin meludahinya ?  
Keras sekali sepertinya bahasa yang saya pakai, mungkin itu gambaran dari rasa sakit hati saya terhadap seseorang.


Bermula dari niat yang baik, tetapi diakhiri dengan sesuatu yang tidak mengenakkan. Entah apa yang ada dibayangan orang tersebut. Seorang sahabat menasihati saya, dia berkata, " Sudah, emang gitu dasarnya cewek". Saya sebenarnya tidak sepenuhnya setuju tapi untuk kejadian ini saya sangat setuju sekali.


Malam ini saya dibuat tidak bisa tidur. Membayangkan bagaimana orang tersebut mengeluarkan kata -kata yang tidak mengenakkan. Memang tidak mendengar secara langsung, tapi sahabat saya yang menceritakannya pada saya. Sebenarnya mereka tidak tega ingin menceritakannya, tapi mereka berpikir saya harus mengetahuinya.


Berpikir lama, entah mengapa dibalik wajah polosnya? Tersimpan sesuatu kebusukan. Untuk sekian kalinya saya tertipu oleh suatu penampilan. Tapi dibalik itu saya tersadar, ternyata saya harusnya berterima kasih kepadanya. Saya hargai itu kritikan yang sangat pedas. Ini akan saya jadikan sesuatu pelajaran untuk lebih baik lagi.


Saya juga harusnya bahagia, tidak akan bertemu dengan orang tersebut dalam jangka waktu yang lama. Ini mungkin suatu pelajaran untuk saya agar lebih bersabar lagi untuk bertemu yang namanya "yang lebih baik lagi". Yang bisa memberikan lebih kebahagian.

Lagi - lagi seperti ini, apa yang salah ya sebenarnya. Banyak pertanyaan tentang itu. Apa saya yang salah? Strateginya yang salah? Momennya yang salah? Apa orangnya saya temui yang salah? atau ini merupakan kesalahan saya di masa lalu. Apa saya belum bisa memaafkan masa lalu saya sehingga saya belum siap melangkah ke masa depan? Hmm. beberapa pertanyaan ini menjadi PR besar bagi saya.



No Response to "Waktupun Menjawab"

Posting Komentar